Air Laut Bisa Jadi Bahan Bakar?


John Kanzius, seorang pensiunan salah satu stasiun tv berusia 62 tahun dan juga seorang broadcast engineer, pada medio 2007 berhasil mengejutkan dunia dengan penemuan bahan bakar dari air garam/air laut

Dalam siaran berita di First Coast News , Kanzius mendemonstrasikan bagaimana ia menyalakan larutan garam dengan bantuan alat pembangkit gelombang radionya. Anda dapat mengakses demontsrasi Kanzius di website penyedia streaming video youtube.com. Silahkan klik: http://www.youtube.com/watch?v=h6vSxR6UKFM

Kanzius adalah seorang kreatif yang mengembangkan alat radio terapi untuk kanker di laboratorium garasi-nya. Awalnya, Kanzius sekedar ingin mengetes apakah alat pembangkit gelombang radio yang dibuatnya itu bisa digunakan untuk memisahkan garam (desalinate) dari larutan air garam. Hasil yang diperoleh malah justru membuatnya terkejut, larutan garam itu menyala ketika dipapar pada gelombang radio frekwensi tinggi.

Metode radio terapi kanker John Kanzius dilakukan dengan menggunakan gelombang radio berenergi tinggi (high-energy radio wave) yang akan menghancurkan sel kanker. Sebelumnya, sel kanker diberi “tanda” menggunakan partikel nano (satu nano meter = sepermilyar meter). Partikel tersebut dipanasi dengan pancaran gelombang radio pada suhu dimana sel kanker tersebut dapat dimatikan. Metode ini bersifat non-invasive dan dapat digunakan tanpa perlu tambahan chemotherapy yang menyakitkan ataupun radiasi. Untuk metode penyembuhan kanker menggunakan gelombang radio, Kanzius telah memiliki paten yang disebut Enhanced Systems and Methods for RF-Induced Hyperthermia.

Temuan penggunaan pembangkit gelombang radio untuk digunakan menghasilkan energi dari larutan garam, Kanzius bersedia menjual hak patennya. Ia berniat menggunakan uangnya untuk dana penelitian penyembuhan kanker yang ditekuninya.
Anggapan para kalangan yang skeptis adalah bahwa temuan ini masih perlu dipertanyakan. Cukup efisienkah energi pembangkit gelombang radio jika dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh air garam?

Tentu saja ini menjadi pertanyaan yang krusial. Nisbah produktifitas energi adalah ukuran terpenting dalam eksploitasi sumber energi. Nisbah ini adalah perbandingan energi yang dihasilkan dengan energi yang diperlukan. Semakin besar dari satu nilainya, berarti semakin ekonomis pemanfaatan sumber energi tersebut.

Bagaimanapun juga, penemuan ini memberikan titik cerah krisis energi yang melanda dunia. Setelah jaman minyak, mungkin sebentar lagi kita akan memasuki jaman air laut sebagai penggerak ekonomi dunia.

Siapa tahu?

www.energiterbarukan.net